Cari Blog Ini

Sabtu, 18 September 2010

DEXTROMETHORPHAN

...........CCCCCCCCCCRAZY OBSESSION.................


Malam SUSUT tanpa CAHAYA

Kesunyian iklim MUNTING di udara

Ruhku BERSAYAP

Melayang terbang menembus AWANG

Menuju pusat asal usul

MENINJU DINGIN

Menyanyikan bisikan-bisikan air. DI MABUK CINTA.

Seperti PANTAT montok WARIA yang meminta SENGGAMA.



---Sensasi KEINDAHAN mendadak AJAIB.

Menghina REMBULAN.

Melawan seribu tatapan BINTANG.

Menjelma JEMBALANG.

..........Malam jadi makin larut bergaung LENGGANG di kedalaman kelam.
Iklim sungguh DINGIN.
Arwah-arwah bersipacu dengan diam memucatkan tulang-belulang jamur di halaman.
Dingin mengasah LEMBING-LEMBINGNYA di udara.
Dingin BERDENTING.
Udara MERINDING.
terkepung GAUNG dan BAYANG-BAYANG.

........ Ah, betapa masih ku ingat kala tatapan mataku berlabuh di kedua LOPAK matamu yang indah.

Ada sebuah sentuhan dari BOLA API yang membakar HANGUS birahiku melebihi HANTU.

Hatiku merupa ABU.

Cuaca lantas MABUK.

Tapi langit yang mendadak MENDUNG adalah pertanda akan datangnya hujan.

"Tidakkah kau beri aku waktu barang sejenak...
Biar ku tuntaskan dulu mimpiku tentang BURUNG.." Ratapku, ratap yang MERAYAP.
Seperti hendak MENYERGAP dalam GELAP.

CELAKA!!!

Baru saja kukepakan SAYAP.
Hujan sudah lebih dulu turun mengisyaratkan DERITA.

Di langit wujud-wujud halilintar meneriakan NESTAPA.
Seketika udara menjadi GARING walau langit begitu deras menumpahkan hujan.
Cuaca berubah ungu PEKAT sewarna kopi yang di seduh tanpa GULA.

....Jiwaku yang tlah lama MENGERING, kini BERTARING.
Segera MERINTIH dengan segumpal HASRAT yang membeku di sepanjang aliran darahku.
Kegersanganku yang PURBA mendentakkan LINDU.
Menghujat SURYA.
Menghantam WAKTU.
Melawan seribu tikaman GERIMIS.
Menjelma TAKHAYUL.

Saat itu yang terdengar hanya teriak GAGAK dengan suaranya yang GANJIL dalam cuaca yang KUYUP.

Apakah waktu tlah TIADA?
Atau barangkali TUHAN tengah MURKA?

Tubuhku LURUH di angin GURUH.
Serupa Rajawali terpanah sang PEMBURU.
Bayang-bayangku MERAYAP kehilangan RIWAYAT.

Ucapkanlah ini CINTA;

Meski maut di dasar gerimis seakan tak pernah berhenti menertawai MIMPIKU.
Sedang gerak-gerak awan hanya mampu menyusun khayalanku menjadi CEKIKIKAN BURUNG-BURUNG.
Kosmetika demikian TOLOL bagai pelayat-pelayat SIAL yang menempeli jidatku dengan LUMPUR.

"Ah, barangkali pecinta DURHAKA itu AKU....

Maka itu BIARLAH....

BIARLAAAAAH...............!!! Kerinduanku ini ku CABIK-CABIK.

Dan ku kekalkan dalam JARAK dan ANTARA agar hasrat masih MEMEKAT tuk MEREGUKMU dan membiarkanmu MEMBEKU dalam ingatanku..." DESAHKU.
Desah yang MENDESAK.
Seperti hendak MEMERANGKAP ke dalam PIKAT BAHASA.

Seketika langit di penuhi CAHAYA dari enam belas penjuru.
Tapi gelombangnya tak pernah sampai pada TANAH.
Seperti ada TABIR yang tak bisa di TEMBUS.

Apakah waktu tlah TIADA?
Atau barangkali TUHAN tengah MURKA?



.............DEMIKIANLAH TAK ADA TAKDIR

Bahkan hari perlahan menghilang tanpa SIULAN.
Malam seolah tenggelam dalam KELAM.
Gerhana mulai menyatu dengan HUJAN.
Menjadi PERAWAN.
Memekikan KESENYAPAN.
Dingin yang MENAJAM kian MERAJAM.
Jiwa yang tlah BERTARING kembali MENGERING.
Sekering RERUMPUT yang setia menunggu hujan di kemarau panjang.

Bahkan ketika CAKRA tlah MEMUSAR di telapak tanganmu,
adakah namaku TERGURAT di sana?

Ataukah CINTA di dadaku ini hanya sekedar DONGENG USANG yang akan TERBEKATI sekaligus di KREMASI saat PENAMPAKANKU kian samar di sepanjang hamparan TATAPMU....?

Ah, lagi-lagi yang terdengar hanya teriak GAGAK <Si pemangsa BANGKAI> dengan suaranya yang GANJIL dalam cuaca yang KUYUP.

Sedangkan aku tak henti-hentinya MELARUNGKAN perahu CINTAKU
serupa YUNUS yang sendiri di tengah LAUT.........




.................................................................................................AHAD 30 MEI 2004.
DEngan segenap kenangan atas BOBODOLAN.
Sebuah Dusun MURUNG dari sebuah masa LAMPAU yang enggan SILAM.
Di sebelah timur kota KEMBANG.

"Jika saja bukan karna ingin melihatmu menjadi gadis remaja.
Mungkin aku takkan pernah kembali lagi ke Dusun itu.
Sebuah dusun yang seperti dalam negeri DONGENG.
Hari-hariku di tempat itu di berlangsungkan dalam keterasingan.."

Tidak ada komentar: